Judul : Turiya
Penulis : Maradilla Syachridar
Penerbit : Else-Press
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 166 Halaman
Ilustrasi Buku : Yfana Khadija Amelz (Ykha Amelz)
Ilustrasi Buku : Yfana Khadija Amelz (Ykha Amelz)
Sebuah novel 166 halaman, namun dengan “isi” yang “tebal” dan sarat makna. Dalam bukunya ini Maradilla mencoba membuka mata kita melalui kritik yang disampaikannya secara ringan namun mendalam dan apik, mengenai cara kita menyikapi hidup dan masalah yang kita hadapi. Menyeret kita untuk sedikit merenungi fase-fase hidup yang pernah kita alami.
Bercerita mengenai penggalan hidup seorang Dwayne, gadis remaja berusia 22 tahun yang terlibat sejenis persahabatan rumit dengan dua orang pria, King dan Millo. Hingga kemudian Dwayne dan Millo terlibat sebuah kisah cinta terselubung di alam mimpi mereka. Absurd? Tentu saja… Karenanya Maradilla menamai dunia mimpi tersebut dengan sebutan Absurd Paradiso.
Berlatar tempat di tiga kota bernama unik, Marstonm, Groumute dan Hainesh, Maradilla mencoba menciptakan sebuah perspektif atmosfer kota dambaan yang mungkin tidak akan pernah ada di dunia ini. Gaya dialog antar tokohnya pun tergolong menggunakan bahasa-bahasa baku, mempertegas kesan bahwa kita tidak sedang melihat pergaulan anak muda usia 20an di kota-kota dimana kita tinggal saat ini.
Novel keluaran 2011 ini pun dengan secara apik memasukkan unsur magis dari dunia mimpi, dan menyelami dunia seni rupa juga sisipan-sisipan mengenai seni dalam segelas wine. Ya… secara tidak disadari kita sedang diajari mengenai segala hal mendasar tentang wine. What a cool mixing between Dream-Wine-Art. Genius. Novel inipun disisipi oleh ilustrasi-liustrasi cantik yang mempertegas karakter dari suasana yang digambarkan oleh sang penulis.
Novel kedua dari Maradilla ini adalah sebuah pencitraan dari makna Turiya itu sendiri, yang berarti suatu tingkatan spiritualitas tertinggi setelah melewati fase-fase sebelumnya (kesimpulan dari fase sebelumnya). Namun uniknya, Maradilla mengaplikasikannya secara sederhana dan mudah dicerna. Bahkan mungkin pembaca akan berkata: “Ini sih gue banget…gue pernah ngalamin kaya gini juga …!” atau mungkin “Ih ini ceritanya temen gue banget…”. Karena uniknya, cerita ini mengambil dari konflik yang sangat lumrah dan memang benar-benar terjadi di sekitar kita.
Jadi untuk teman-teman yang memang sedang terjebak dalam suatu fase kehidupan dan sedang merasa sangat “galau”, novel ini dapat menjadi penuntun untuk melewati fase sulit itu. Atau mungkin bagi kalian yang sedang merasa bahwa saat ini adalah saat dimana kalian berada di puncak kejayaan, novel ini pun akan menjadi pengingat, bahwa tidak ada hal yang abadi untuk selamanya. Face it. Life is a Cycles, and it won’t stopped. :)
“Pada akhirnya, ini hanyalah satu dari sekian fase, yang akan segera terhapus oleh fase-fase berikutnya.Jika kemudian sang waktu menjadi pengingat, maka suatu hari nanti, kita akan menganggap segala yang terjadi hari ini, dan semua yang kita yakini, tak lebih sebagai kenangan masa lalu yang selalu bias diam-diam kita tertawakan.”
Ketika seseorang dilahirkan ke dunia dengan bakat tertentu, maka rasa syukur yang terbaik kepada Tuhannya adalah dengan mengembangkan bakat tersebut dengan sepenuh hati. Ketika membaca karya ini, saya kagum oleh bakat dan sentuhan artistik yang diberikan oleh ananda Maradilla. Saya baca, maka saya rasa.- Nyoman Nuarta, seniman
"Null" |
0 comments:
Post a Comment