123

Saturday 26 March 2011

[Shows Report] The Panic "Ethnic Version Showcase"

0


Braga Cafe & Craft terlihat gelap tadi malam, hanya terlihat sinar dari dua buah lampu petromak yang bercahaya dan keramaian orang di dalamnya. Yap, malam itu (Sabtu/26 Maret 2011) Braga Cafe & Resto kedatangan temen-temen dari The Panic yang menggelar Ethnic Version Showcase mereka.


Suasana etnik sangat terasa di Braga Cafe & Resto tadi malam didukung oleh setting panggung yang unik, pencahayaan yang minimalis, dekorasi etnik, dan tentunya alat-alat musik tradisional yang digunakan oleh The Panic yang membuat tema "Ethnic Version Showcase" malam itu begitu terasa feelnya.

Para Pengunjung seakan bertanya-tanya ketika venue tiba-tiba menjadi gelap, dan dikejutkan oleh kedatangan seorang pantomim yang membawa petromax. Yap, pantomim menjadi pertanda acara pada malam itu sedang dimulai. Terlihat didalam cahaya yang minim para personil The Panic mengikuti sang penuntun dalam kegelapan itu ke atas stage. That's it, sebuah pembuka yang sangat unik dan original yang disajikan oleh temen-temen The Panic.

Pen dan Unconfident Earth menjadi 2 lagu pembuka yang dibawakan oleh The Panic untuk menghangatkan venue yang gelap dan dingin (karena diluar hujan bro). Dan single mereka All Human Talk menjadi lagu ketiga sekaligus menjadi lagu penutup untuk sesi pertama sebelum break dan pemutaran video clip All Human Talk (click to watch the video). Pada lagu All Human Talk juga diiringi oleh aksi teatrikal yang mencoba memberikan visualisasi dari lagu tersebut. Android Age, River On The Street, Child On The War, Promises, Mad=Dead, Rises From The West dan Inner Megalomania menjadi lagu penutup yang dimainkan pada malam yang sangat pragmatis itu.

Ketika ditanya mengapa mengangkat tema etnik pada showcase kali ini, The Panic menjawab mereka ingin memperkenalkan dan mengingatkan kembali alat-alat musik tradisional indonesia kepada penikmat musik. Tetapi kita tidak mengubah aransemen semua lagu kita dengan unsur etnik, hal ini dikarenakan tidak semua lagu kita cocok dengan dengan instrumen tradisional. Akis menambahkan "kita ga mau kesannya jadi maksain mengaransemen lagu-lagu kita dengan unsur etnik kalo hasilnya malah jadi ga maksimal, dan kita menjaga nilai luhur dari alat-alat musik tradisional bangsa kita".

Sedikit ada kontradiksi dibenak bitterdict.com, kenapa The Panic menggunakan lirik-lirik yang semuanya berbahasa asing (english) sedangkan The Panic sendiri ingin memperkenalkan budaya Indonesia pada dunia melalui musiknya? The Panic menjawab bahwa ada kesulitan dalam bahasa indonesia yang terlalu baku untuk disesuaikan dengan musik kita, dan kita ingin musik kita bisa dinikmati secara universal. Dan Ethnic Version inilah sebagai salah satu cara kita untuk tetap memperkenalkan budaya tradisional Indonesia pada para penikmat musik.


Credit : 
Band : The Panic ( http://www.reverbnation.com/thepanicindonesia )
Showcase present by : Pen Management
for more photo gallery of this event -> The Panic Ethnic Showcase Gallery 


Dicted by : rzkyawn

"WHATEVER PEOPLE SAY I AM, THAT'S WHAT I'M NOT!"

Photograph by : refanramadhan

"Real power does not hit hard , but straight to the point."

0 comments:

Post a Comment